Di Tengah Puing Banjir, Batu dan Kekayuan Besar, hidup Seorang Bayi Mungil dari Sebuah Keajaiban
Lamosai.com- Amukan air bah yang tak kenal kawan maupun kawan. Dentuman batu besar nan memporak porandakan bumi seisinya serta hantaman kayu-kayu besar tampa ampun meratakan. Namun, ada sebuah keajaiban Tuhan YME, adanya jeritan malam suara paling kecil justru yang bertahan.
Air bah itu datang seperti amukan yang tak memberi waktu untuk berpikir. Rumah-rumah terseret, pohon tumbang, dan teriakan manusia tenggelam dalam suara galodo yang menggulung segalanya. Namun di tengah kehancuran itu. Namun, Tuhan menitipkan satu keajaiban kecil yang tak masuk logika dan akal sehat. Namun, itulah kebesaran Tuhan.
Di hari kedua pencarian, para relawan berhenti sejenak. Lelah, basah, dan hampir kehilangan harapan. Hingga tiba-tiba dari tumpukan jerami yang hanyut dan menepi terdengar sesuatu. Bukan suara keras. Bukan panggilan minta tolong. Hanya sebuah bunyi tangisan lembut bayi.
Saat seorang relawan mengangkat jerami itu, tubuh mereka langsung gemetar, seolah tak percaya ada seorang bayi mungil, berusia empat bulan. Masih hidup, masih bernafas. masih berjuang atas kebrutalan alam.
Namun, bayi polos anak sorha, seolah alam yang brut4l pun memilih untuk tidak menyentuhnya sedikitpun. Seolah ada tangan tak terlihat yang menutupinya sepanjang malam. Tanpa kain sehelaipun menyelimuti dibadan, entah berapa lama ia terombang ambing, melewati besarnya air, bebatuan besar dan kayu besar.
Di saat yang sama, kabar lain datang memukul hati: Ibu Ranti dan Ayah Akmal ditemukan telah pergi mendahului. Dua jiwa yang mungkin, hingga detik terakhir, hanya memikirkan satu hal: menyelamatkan anak mereka.
Langit sore itu mendadak seperti ikut berkabung. Para relawan menangis tanpa suara.
Karena bayi itu menang, tapi juga kehilangan kedua orang tuanya. Tak tahu peristiwa besar yang ia lewati.
Karena ia hidup, tapi kini memulai dunia yang tak lagi sama. Tanpa ayah dan bunda, sedih, pilu memang. Tapi, Allah SWT berkata lain.
Namun satu hal pasti, Tuhan tidak pernah meninggalkan, Tuhan maha tahu, Tuhan maha besar.
Jika Ia sudah berkehendak menjaga, kun fayakuun, tidak ada badai yang mampu merenggut. Tidak ada air bah yang dapat memisahkan bayi kecil itu dari kehidupan yang telah ditentukan untuknya.
Dan meski ia kini yatim piatu…
Pelukan yang menunggunya jauh lebih luas dari yang ia tahu.
Banyak hati yang siap menjadi rumah.
Banyak jiwa yang siap mencintainya.
Banyak tangan yang akan memastikan ia tumbuh—bukan sebagai korban—tapi sebagai bukti hidup dari sebuah keajaiban dan kebesaran Tuhan Allah SWT.
Selamat datang kembali ke dunia, Nak.
Kau selamat… bukan kebetulan. Kau selamat karena Tuhan memilih menjagamu. cerita Rang Agam, (**)

No comments