Layanan Humanis, Ditlantas Polda Sumbar Kombes Pol Reza; Senyum Modal Utama Edukasi Masyarakat
Ditlantas Polda Sumbar, membuat semangat baru senyum dalam pelayanan edukasi utama membangun komunikasi dengan masyarakat. Momentum lahirnya semangat baru dalam pelayanan kepolisian di Sumatera Barat. Di bawah kepemimpinan Kombes Pol. H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H, Senin (3/11/2025). Arie St Malin Mudo
Padang, Lamosai.com- Ditlantas Polda Sumbar, membuat semangat baru senyum dalam pelayanan edukasi utama membangun komunikasi dengan masyarakat. Momentum lahirnya semangat baru dalam pelayanan kepolisian di Sumatera Barat. Di bawah kepemimpinan Kombes Pol. H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H, Senin (3/11/2025).
Direktorat Lalu Lintas Polda Sumatera Barat menampilkan wajah baru yang lebih humanis, inovatif, dan dekat dengan masyarakat. Tak sekadar mengatur lalu lintas, jajaran Ditlantas kini juga menjadi garda edukasi dan teladan keselamatan di jalan.
Kombes Reza memimpin dengan filosofi sederhana namun kuat: teguran yang bijak lebih efektif daripada penindakan yang keras. Filosofi ini diwujudkan melalui program blangko teguran bagi pelanggaran lalu lintas yang berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal.
Menurutnya, masyarakat perlu dididik, bukan ditakuti, agar disiplin lahir dari kesadaran, bukan keterpaksaan, ujar Kombes Pol Reza.
" Pendekatan ini kini tampak nyata di lapangan. Petugas lalu lintas lebih sering berinteraksi secara persuasif dengan pengguna jalan, memberikan pemahaman, dan menanamkan pentingnya keselamatan," tegasnya.
Kombes Reza menegaskan bahwa polisi harus menjadi sahabat pengendara, bukan sekadar penegak aturan. Setiap teguran, katanya, harus membawa pesan moral yang menyejukkan, bukan tekanan yang menakutkan.
Program unggulan lain yang menjadi kebanggaan Ditlantas Polda Sumbar adalah “Polantas Menyapa”, ikon baru pelayanan publik yang hangat dan bersahabat. Masyarakat yang datang ke kantor Ditlantas kini disambut dengan keramahan dan pelayanan cepat.
“Senyum petugas adalah langkah awal membangun kepercayaan publik terhadap Polri,” ujar Kombes Reza, menegaskan bahwa pelayanan tulus menciptakan kesan mendalam di hati masyarakat.
Sebagai pemimpin, Kombes Reza dikenal tidak hanya memberi perintah dari balik meja. Ia kerap turun langsung ke lapangan, menegur dengan santun, berbincang dengan sopir truk, hingga menyapa pengendara motor.
Dengan gaya kepemimpinan rendah hati, ia menginspirasi jajarannya untuk memandang masyarakat bukan sebagai objek penertiban, tetapi sebagai mitra dalam menjaga ketertiban bersama.
Kepada anggotanya, ia terus menanamkan nilai keteladanan sebagai kekuatan utama. Tidak ada ruang untuk arogansi dalam bertugas.
Kombes Reza percaya bahwa empati adalah energi yang mampu membangun jembatan kepercayaan antara polisi dan masyarakat. Ia bahkan menyebut, “Senyum adalah seragam kedua setiap petugas lalu lintas yang berdiri di bawah terik matahari demi keselamatan pengguna jalan.”
Pada sisi edukasi, Kombes Reza turut mendorong berbagai kegiatan sosialisasi yang menyentuh lapisan masyarakat. Ditlantas Polda Sumbar aktif menggelar kampanye keselamatan di sekolah, komunitas otomotif, hingga kalangan pengemudi ojek daring. Semua dikemas dengan cara ringan dan inspiratif, membawa pesan bahwa keselamatan adalah budaya, bukan sekadar kewajiban hukum.
Dampak dari semangat baru itu kini mulai terasa. Di berbagai titik di Sumatera Barat, masyarakat terlihat lebih patuh terhadap rambu dan aturan lalu lintas. Mereka merasa dihargai, bukan diawasi. Di balik ketertiban yang mulai tumbuh itu, ada kerja keras Kombes Reza yang menanamkan nilai pelayanan, ketegasan, dan kasih sayang dalam setiap langkah aparatnya.
Dengan keteguhan dan dedikasi, Kombes Pol. H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq menjadi sosok inspiratif dalam pembaruan budaya berlalu lintas di Sumatera Barat. Kepemimpinannya bukan hanya soal mengatur jalan, melainkan menata hati dan pikiran masyarakat agar lebih disiplin, peduli, dan saling menghargai di jalan raya.
Kini, di tangan Kombes Reza, Ditlantas Polda Sumbar menjelma bukan hanya sebagai institusi pengatur lalu lintas, melainkan motor perubahan sosial yang menumbuhkan kesadaran baru di tengah masyarakat. Ia membuktikan bahwa ketertiban dapat berjalan seiring dengan kehangatan, dan tugas polisi bisa menjadi ladang pengabdian yang membawa kebahagiaan bagi banyak orang. (Hr1)

No comments