Breaking News

Sumbar Darurat Rabies, DisNakKeswan Sumbar; Diminta Kesadaran Masyarakat dan Peran Aktif Semua Pihak

Sumateta Barat saat ini Darurat Rabies, ditambah lagi Sumbar merupakan daerah endemi rabies. Sementara, ketersediaan vaksin jauh dibawah standar. Makanya, diminta peran aktif semua pihak bisa mengatasi hal ini, tak terkecuali masyrakat yang memelihara hewan seperti Anjing, Kucing dan sejenisnya, pinta Sukarli, S.Pt, M. Si KadisnakKesWan Sumbar. Arie St Malin Mudo


Padang, Lamosai.com- Banyaknya hewan liar yang berkeliaran bebas seperti Anjing dan Kucing di Sumatera Barat dan Sumbar merupakan daerah Endemi rabies. Diminta, peran peningkatan masyarakat lebih intens memvaksinasi dan memelihara hewan ternak.

Hal itu, dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat, Sukarli, S.Pt, M. Si yang diwakili oleh Plt Bidang Keswan dan Kesmavet, Drh Iis Misrawanti memaparkan, saat ini Sumatera Barat sangat membutuhkan vaksin hewan. Karena, vaksin yang ada tidak mencukupi, ujarnya.

Kita melihat, lanjut Drh IIs, baik dari kementrian dan lainnya kurang fokus terhadap persoalan rabies. Mereka hanya berfokus pada hewan ternak. Makanya, untuk penyediaan vaksin kurang, jelasnya kepada media ini, Senin (15/9/2025).

" Analisanya, kalu untuk pengendalian rabies dan pemberantasannya minimal 70 persen dari populasi hewan tersebut harus diberikan vaksin," pungkas Drh Iis.

Masih kata Drh Iis, sementara di Sumatera Barat populasi data statistik tahun 2023 sekitar 250.000 jenis hewan Anjing. Sementara itu, kasus rabies ini tidak hanya dari Anjing. Namun, ada juga dari Kucing dan Kera atau monyet.

Sedangkan kasus yang ditemukan hewan yang diperiksa di Baso, sekitar 30 persennya rabies tersebut berasal dari Kucing, imbuh Drh Iis lagi.

" Memang Anjing hewan utama penyebaran Rabies tersebut. Tetapi, pemeliharaan kucingpun sudah banyak. Nah, sementara saat ini untuk vaksin yang tersedia tidak sampai sebanyak itu dan hanya kisaran 10 persennya," pungkasnya.

Makanya, persoalan pemberantasan rabies tidak hanya peran dari Kementrian dan pemerintah saja. Namun, dibutuhkan peran semua pihak termasuk masyarakat sendiri, pinta Drh Iis.

Jadi, kita mengimbau kepada masyarakat harus berperan aktif dan tidak hanya menunggu vaksinasi gratis. Jika memang care terhadap hewan kesayangannya, lingkungan dan dirinya, seyogyanya harus divaksin hewan peliharaannya, imbaunya.

" Apalagi para pecinta buru babi, yang mendatangkan Anjing buruannya dari Pulau Jawa. Maka, kami sarankan harus divaksin terlebih dahulu Anjing tersebut sebelumnya," pinta Drh Iis Iramanti.

Selanjutnya, masih kata Drh Iis, managemen populasi tidak hanya membrantas Anjing-anjing liar, ditangkap lalu dibunuh ini langkah dan cara yang tidak efektif sama sekali. Langkah jitunya, dengan pemberian vaksin minimal 70 persen dari hewa tersebut.

Disamping itu, selain vaksin juga dihimbau kepada masyarakat untuk tidak melepas liarkan hewannya (Anjing-Kucing), harus dikandangkan dan jika membawa keluar harus diikat, papar Drh Iis.

Kemudian, lanjut Drh Iis, harus mematuhi aturan mainnya terutama tentang lalu lintas, kalau memang mendatangkan Anjing, Kucing maupun Kera  dari luar ke Sumatera Barat, ada syaratnya, diantaranya Sehat dan tidak adanya gejala rabies ataupun penyakit lainnya. 

Selanjutnya, sesuai Permentan bahwasanya Vaksin tersebut meski berhasil dengan filter anti bodi. Nah, jika semua ini sudah oke, baru mantab. Sebab, jika ini tidak dilakukan maka akan mudah hewan tersebut terjankit rabies, dikarenakan Sumbar merupakan daerah endemi rabies, tegasnya.

Oleh karena itu, kami dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat, sangat berharap adanya perhatian pemerintah pusat agar bisa membantu untuk menambah vaksin, sebab kita kekurangan Vaksin, Sumatera Barat daerah endemi rabies. Ketersediaan vaksin berbanding jauh dengan jumlah populasi hewan tersebut, pinta Drh Iis menutup bincangnya, sekaligus mewakili Kadis Peternakan dan Keswan Sumbar.(Hr1)

No comments